Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim as.
6 : 84 | 11 : 71 | 19 : 49 | 21 : 72 | 29 : 27
QS. Al-'An`am [6] : 84
وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ ۚ كُلًّا هَدَيْنَا ۚ وَنُوحًا هَدَيْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَمِن ذُرِّيَّتِهِۦ دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَٰنَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ
Kementrian AgamaDan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ
Kementrian AgamaDan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.
فَلَمَّا ٱعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا
Kementrian AgamaMaka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi.
QS. Al-'Anbya' [21] : 72
وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا صَٰلِحِينَ
Kementrian AgamaDan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh
QS. Al-`Ankabut [29] : 27
وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِى ذُرِّيَّتِهِ ٱلنُّبُوَّةَ وَٱلْكِتَٰبَ وَءَاتَيْنَٰهُ أَجْرَهُۥ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Kementrian AgamaDan Kami anugrahkan kepda Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
Hedonisme sepertinya sudah melanda semua orang di zaman yang mengagungkan kemewahan seperti sekarang ini. Sehingga kekayaan, yang dianggap modal untuk bersikap hedon, seolah menjadi muara dari semua aktivitas manusia. Sikap hedon, dan mencirikan diri dengan memiliki harta banyak, menjadi acuan untuk menggapai kemuliaan, kehormatan, dan kewibawaan.
Tayangan sinetron yang banyak menunjukkan gaya hidup mewah menambah kuat anggapan masyarakat, bahwa tanda kesuksesan seseorang itu manakala memiliki rumah mewah dua lantai, ada kolam renangnya, di garasinya ada lebih dari satu mobil mewah, kerja kantoran, berjas setiap hari, makan di restoran bonafid.
Virus kaya tersebut ternyata tidak hanya melanda masyarakat bawah, yang hanya bisa berangan-angan dengan menyaksikan sinetron. Tetapi juga melanda orang-orang atau golongan yang notabene sudah ada di garis kemewahan. Buktinya, banyak kasus korupsi yang dilakukan para pejabat.
Baik pejabat eksekutif; Menteri dan kepala daerah, maupun pejabat legislatif; para anggota dewan. Pusat maupun daerah. Padahal, dari penghasilan mereka dari jabatan dan bisnisnya, mereka seharusnya sudah tidak merasa kekurangan.
Apakah kita tidak boleh kaya?
Islam tidak melarang hidup kaya, karena kekayaan adalah salah satu nikmat dari Allah Swt. Lalu, bagaimana Al-Quran dan Hadis, sebagai dua dasar hukum Islam, memandang kekayaan?
Kekayaan (dan kemiskinan) adalah bentuk ujian dari Allah Swt. Seseorang diberi kekayaan (atau kemiskinan), hakikatnya adalah ketetapan Allah Swt. Allah Swt hendak menguji keimanan seorang manusia dengan kekayaan (dan kemiskinan).
Pernyataan di atas dijelaskan di beberapa ayat Al-Quran berikut,
"... Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) diri sendirinya, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia." (QS. An-naml; 40)
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk: 2)
Lihat Humaniora Selengkapnya
Kadangkala pengharaman itu diungkapkan melalui larangan yang disertai dengan ancaman yang keras. Ilustrasi/SINDOnews
SEBAGAI manusia, kita tidak luput dari khilaf dan dosa. Namun, sebagai
kita harus berusaha menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat menjerumuskan kita dalam perbuatan dosa, terutama
. Karena, jika tidak berhati-hati maka jiwa kita bisa lemah dan akhirnya semakin jauh dari Allah SWT.
Ibn al-Qayyim berkata, "Di situlah kita mesti berhati-hati dalam melangkah. Karena sesungguhnya dosa besar itu apabila disertai dengan malu, rasa takut, dan anggapan terhadap sesuatu yang besar padahal sebetulnya sesuatu itu kecil, maka dia tidak akan melakukan perbuatan dosa. Sebaliknya, dosa kecil apabila tidak disertai dengan rasa malu, tidak peduli, tidak takut, dan meremehkannya, maka dia akan menjadi dosa besar. Dan bahkan akan menduduki peringkat yang paling tinggi di antara dosa-dosa tersebut." (Madarij al-Salikin, 1: 328)
Syaikh Yusuf Qardawy dalam buku "Fiqih Prioritas" menjelaskan satu kemaksiatan akan berbeda dosanya sesuai dengan tingkat perbedaan individu yang melakukannya dan keadaannya. Zina, misalnya, yang dilakukan oleh seorang bujang tidak sama dengan zina yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah. (Baca juga:
Dosa zina yang dilakukan oleh pemuda yang belum menikah dengan orang tua yang sudah menikah tidak dapat disamakan begitu pula zina yang dilakukan dengan istri tetangga atau istri orang yang sedang pergi berperang, atau dengan mahramnya, atau zina pada siang Ramadhan.
"Dosa zina itu tidak dapat disamakan. Setiap keadaan akan dinilai secara tersendiri oleh Allah SWT," tuturnya.
Menurut Allamah Ibn Rajab perkara yang diharamkan telah disebutkan dengan sangat jelas di dalam
; seperti firman Allah SWT:
Hingga tiga ayat berikutnya.
Selain itu, al-Qur'an dalam beberapa ayatnya mengharamkan secara khusus, beberapa jenis makanan sebagaimana yang disebutkandi dalam beberapa tempat. Misalnya, firman Allah SWT:
...'" (QS al-'An'am:145)
Nama Nabi Isa alaihissalam dalam beberapa bahasa cukup banyak. Dalam Islam, Nabi Isa termasuk salah satu dari lima Rasul bergelar Ulul Azmi. Foto/ilustrasi
'alaihissalam dalam beberapa bahasa menarik untuk diketahui. Dalam perspektif Islam, Nabi Isa merupakan seorang Rasul Allah yang diutus untuk Bani Israil.
Beliau termasuk satu dari lima Rasul bergelar 'Ulul Azmi, yaitu Rasul yang sabar dan tabah mendakwahkan ajaran Allah. Dalam
disebut sebanyak 25 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibnu Maryam sebanyak 23 kali.
Kisahnya diabadikan dalam Surat Ali 'Imran ayat 49-55: Surat Al-Ma'idah ayat 110-118; Surat Maryam ayat 24-36. Dalam Alkitab, kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Namun, terkait kelahirannya, masing-masing agama memberikan argumennya sendiri.
Terkait sosok Nabi Isa, Yahudi menganggapnya Nabi/Mesias palsu yang menyesatkan Bani Israil. Sementara pandangan Kristen menganggap bahwa Isa Almasih atau lebih dikenal Yesus Kristus adalah Tuhan dan salah satu dari Trinitas (Allah Anak) serta juru selamat mereka.
dalam beberapa Hadis. Nabi Isa sosoknya berpostur tubuh sedang, berdada bidang, kulitnya kemerah-merahan seperti baru keluar dari pemandian. (HR Al-Bukhari, Muslim)
Dalam riwayat Ibn Abbas, kulit Nabi Isa ibn Maryam yang dilihat oleh
ketika Isra Mi'raj adalah putih kemerahan (al-hamrah wal bayadh).
dengan kulit putih kemerahan inilah yang nanti pada akhir zaman turun ke bumi.Hal ini diketengahkan dalam Hadis Mustadrak Al-Hakim:
Ada beberapa pendapat mengenai nama
" menyatakan bahwa nama Ibrani (ישע) Yesyua' atau Y'syua' merupakan nama asli Isa. Nama ini disebut merupakan kependekan dari (יהושע) Yehosyua'.
Klemens dari Aleksandria dan Sirilus dari Yerusalem berpendapat bahwa nama Yunani ('ησοῦς Iēsous) merupakan nama asli Isa dan nama ini bukan turunan dari bentuk Ibraninya.
Pendapat lain yang dikutip dari
menyatakan nama asli Isa menggunakan nama Aram (ܝܫܘܥ), dibaca Yesyu' dalam dialek Suryani Barat atau Isyo' dalam dialek Suryani Timur, mengingat dia tumbuh dan berdakwah utamanya dengan bahasa Aram.
Sedangkan Nama Yesus yang digunakan umat Kristen diturunkan dari nama Yunani Iēsous. Umat Kristen Arab menyebut Isa dengan (يسوع) atau Yasuu' yang diturunkan dari Yesyua' dengan perubahan fonetik (Reynolds 2007, hlm235).
Yasuu' digunakan sejak sebelum masa Islam dan dan digunakan pada masa-masa setelahnya (Beaumont 2005, hlm175). Isa juga digunakan oleh beberapa kelompok Kristen di negara-negara Muslim.
Kisah Nabi Isa dimulai dari kelahiran Maryam, putri dari Imran, berlanjut dengan tumbuh kembangnya dalam asuhan Nabi Zakariya, serta kelahiran Nabi Yahya. Kemudian Al-Qur'an menceritakan keajaiban kelahiran Nabi Isa sebagai anak (putra) Maryam tanpa ayah. Berikut firman Allah:
اِذۡ قَالَتِ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ يٰمَرۡيَمُ اِنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنۡهُ ۖ اسۡمُهُ الۡمَسِيۡحُ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيۡهًا فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ وَمِنَ الۡمُقَرَّبِيۡنَۙ
." (QS. Ali 'Imran Ayat 45)
disebut dengan "kalimat Allah", sebagai pemberitahuan tentang proses penciptaannya yang berbeda dengan kejadian manusia biasa. Nabi Isa dinamai Al-Masih yang merupakan gelar istimewa (raja). Karena kata Almasih dalam Taurat dan Injil berarti "yang disapu atau yang diminyaki". Menyapu dan meminyaki itu adalah satu ketentuan dalam adat istiadat mereka bahwa siapa yang telah disapu dengan minyak suci oleh kepala agama, maka dia sudah menjadi suci pula, cakap untuk memegang kerajaan, memiliki ilmu pengetahuan dan kekuasaan, lagi mendapat berkah.
Di sini Allah, menunjukkan bahwa Isa, senantiasa mendapat berkah walaupun belum pernah disapu dengan minyak suci itu. Ada pula yang mengatakan bahwa nama Isa berasal dari kata Yunani "Yasu", artinya yang diselamatkan, yang terpilih.
1. Jesus Christ, Messiah (Bahasa Inggris)
2. Yesus Kristus, Mesias (Indonesia)
3. Yeshua, Yesu'a, Yeshu'a, Yehoshu'a, Masiaḥ (Ibrani atau Ivrit)
4. M'sheekha (Aram), Məšîḥā (Aram/Syria)
5. Isha, Isho, Mar Isho, Eesho, Easho, Ishu (Aram dan India)
6. Isa Al-Masih, Isa ibnu Maryam (Arab)
7. Isha Masih, Issa Mashiha, Hazrat Issa, Issa (India)
8. Yuzu Asaph, Yuz Asaf (India-Kashmir)
9 . Yesu, Yeshu (Ibrani)
10. Iēsous Christos (Yunani).
Indeks / Kisah / Nabi dan Rasul / Nabi Ishak as. / Ishaq adalah putra Nabi Ibrahim as.